Maumere-SuaraSikka.com: EV, pasien positip di Kabupaten Sikka “mengamok”. Pasalnya, setiap kali minta makan, dia harus berteriak biar didengar orang.
Informasi ini disampaikan ibu kandung EV yang bernama Maria Anelia, Senin (3/8) malam. Perempuan ini menginformasikan keluhan anaknya kepada petugas di posko lokasi karantina terpusat.
Maria Anelia sedang dikarantina di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sikka karena hubungan erat dengan anaknya. Hasil rapid test ibu ini menunjukkan status reaktif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dia mengeluh sering terlambat makan. Makanya dia berteriak minta makan. Nanti kalau ada petugas yang dengar baru antar makan untuk dia,” tutur Maria Anelia.
Maria Anelia mengaku mengetahui informasi itiu dari keponakannya yang bernama Theresia Widia. Gadis ini juga sedang menjalani karantina terpusat karena kontak erat dengan EV.
Menurut Maria Anelia, keponakannya sering menghuhungi EV melalui video call. Dari komunikasi tersebut EV menyampaikan keluhan terkait penanganan medis hingga urusan makan.
Theresia Widia yang dikonfirmasi Selasa (4/8) siang, membenarkan jika sepupunya sering berteriak agar bisa mendapatkan makan.
Maria Anelia menambahkan kondisi seperti itu terjadi pada awal-awal EV menempati ruang isolasi Dinas Kesehatan di Jalan Eltari. Setelah EV sering kali berteriak, kini kondisinya mulai berbeda.
Kepala BPBD Sikka Muhamamad Daeng Bakir yang dikonfirmasi terpisah mengatakan pihaknya yang mendistribusikan makanan untuk EV.
Dia menegaskan distribusi makanan selalu tepat jam. Kalau pun terlambat, kata dia, tidak lebih dari 5 menit.
Dari petugas yang mendistribusikan makanan, diperoleh informasi bahwa nasi kotak untuk EV diletakkan di depan pintu masuk ruang isolasi. Alasannya karena tidak ada seorang petugas pun di ruang isolasi. Di sekitar ruang isolasi juga tidak ada posko.
EV, pasien positip ini diisolir di ruang isolasi Dinkes sejak Rabu (22/7). Pemuda berusia 19 tahun tersebut baru kembali dari Kalimantan Selatan.
Dia menjalani swab pada Rabu (15/7) sebelum naik pesawat menuju Maumere. Hasil swab baru keluar satu minggu kemudian, setelah pemuda ini sudah berada di rumahnya di Desa Hepang Kecamatan Lela.*** (eny)