Maumere-SuaraSikka.com: Aksi demonstrasi GMNI Sikka di DPRD Sikka, Kamis (8/9), berujung ricuh. Pemicunya adalah mulut kotor Wakil Ketua DPRD Sikka Yoseph Karmianto Eri. Dia menyebut mahasiswa teriak-teriak seperti babi.
Spontan aktifis GMNI Sikka pun marah. Mereka ramai-ramai menyoraki Yoseph Karmianto Eri, Ketua PKB Sikka yang merupakan lulusan Sarjana Filsafat itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejumlah aktifis berupaya mendekati tempat di mana Yoseph Karmianto Eri berdiri. Aparat keamanan langsung bertindak cepat mencegahnya guna menghindari bentrok.
Beberapa aktifis melampiaskan kemarahan dengan meneriakkan bahwa mereka yang melancarkan aksi hari itu merupakan manusia, bukan babi seperti yang disampakan Manto Eri.
Manto Eri, mantan aktifis PMKRI Maumere itu menerima peserta aksi dari GMNI Sikka di luar Gedung DPRD Sikka. Dia berdiri di dekat tangga, kemudian beraudiens dengan peserta aksi.
Manto Eri bicara dengan nada tinggi, tampak seperti orang yang sedang emosional. Dia mendikte aktifis GMNI Sikka terkait mekanisme penyampaian pendapat di muka umum.
Terkesan Manto Eri alergi dengan model penyampaian pendapat melalui aksi demonstrasi.
“Serahkan saja pernyataan sikap ke Pimpinan. Dan Pimpinan akan mengundang OPD terkait, hari Senin, GMNI juga bisa datang, kita audiens bersama, cari solusi bersama,” ujar dia dengan nada tinggi.
Suasana masih kondusif. Aktifis GMNI Sikka tetap sabar mendengar penjelasan Manto Eri.
Manto Eri melanjutkan dalam situasi pandemi seperti sekarang ini, yang paling penting adalah pikiran cerdas dan berwibawa. Bagi dia, tidak ada ruang untuk menyalahkan orang lain.
“Solusi adalah jalan terbaik. Silakan sampaikan aspirasi Anda kepada Pimpinan. Kalau kamu teriak-teriak seperti babi,” belum selesai pernyataan Manto Eri, aktifis GMNI Sikka langsung berteriak melawan.
Spontan suasana berubah kacau. Untung saja aparat keamanan yang mengawal aksi ini bisa segera menenangkan aktifis GMNI Sikka.
Puluhan aktifis GMNI Sikka mendatangi DPRD setempat dengan sejumlah persoalan terkait penanganan Covid di Kabupaten Sikka.
Mereka melakukan long march dari Sekretariat GMNI Sikka yang terletak di Jalan Soekarno Hatta Kelurahan Kota Baru Kecamatan Alok Timur.
Sepanjang jalan, sejumlah orator secara bergantian menyoroti penanganan Covid di Kabupaten Sikka. Hingga tiba di Gedung DPRD Sikka, para orator tidak berhenti menyuarakan sikap dan tuntutan mereka.
Catatan media ini, setidaknya terdapat 6 poin tuntutan yang disuarakan GMNI Sikka. Pertama, GMNI Sikka mendesak DPRD Sikka untuk meminta pihak RSUD TC Hillers Maumere harus bertanggungjawab terhadap bukti rekam medis pasien yang tidak diberikan kepada pasien ataupun pihak keluarga
Kedua, GMNI Sikka mendesak DPRD Sikka untuk meminta pihak RSUD TC Hillers Maumere mengklarifikasi atas tindakan tenaga kesehatan yang tidak mengenakan APD Covid ketika melayani pasien Covid.
Ketiga, GMNI Sikka mendesak DPRD Sikka untuk meminta pihak RSUD TC Hillers Maumere harus mengklarifikasi mengapa pihak keluarga yang kontak erat pasien Covid tidak dilakukan tracing.
Keempat, GMNI Sikka mendesak DPRD Sikka untuk mendesak Bupati Sikka mencopot Direktris RSUD TC Hillers Maumere dan dokter utama penanganan pasien Covid di Sikka dari jabatannya.
Kelima, GMNI Sikka mendesak Pemkab Sikka, DPRD dan Bupati Sikka untuk segera membangun ruangan pemulasaran jenazah pasien Covid di Sikka.
Dan keenam, GMNI Sikka mendesak DPRD Sikka untuk mendesak Satgas Covid Sikka agar bertanggungjawab dan mengevaluasi secara holistik mekanisme pelayanan dan penanganan Covid di Sikka yang telah mengalami krisis kepercayaan, sehingga merugikan masyarakat secara psikologis, ekonomi dan aspek pendidikan.*** (eny)