
“Ada satu media menulis NTT miskin kuliner lokal. Saya merasa malu juga. Sebenarnya kita bukan miskin, tapi memang kita belum berani. Kita punya banyak bahan lokal yang sebenarnya bernilai tinggi,” ujar dia.
Salah satu alasan lain yang dia temukan yakni pada hampir semua kabupaten di NTT, hampir tidak ada bagian yang memberikan porsi mengurus ekonomi kreatif secara serius.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya cek di hampir semua kabupaten, tidak ada yang urus ekraf, lebih banyak langsung dari pusat,” terang dia.
Dalam momentun ini AHP juga menginformasikan Program Bantuan Peralatan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang merupakan perjuangan dan aspirasi anggota Komisi X DPR RI.
Banper Aspirasi, kata AHP, merupakan stimulus dan dukungan kepada kelompok masyarakat atau perorangan yang memiliki usaha-usaha ekonomi kreatif.
“Nilainya kecil saja, hanya Rp 10 juta, tapi saya yakin sangat membantu kelancaran usaha. Tahun lalu ada 17 yang dapat, 4 di antaranya dari Sikka, termasuk salah satunya AkuSikka,” terang dia.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya