Maumere-SuaraSikka.com: Angka prevelensi stunting di Propinsi NTT saat ini berada pada level 37,9 persen sebagaimana Survei Kesehatan Indonesia Tahun 2023. Kondisi ini jika dibiarkan terus, bakal mengancam generasi emas NTT.
Kepala Pusat dan Pendidikan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana BKKBN RI Lalu Makripuddin ikut prihatin atas realitas ini. Di depan 107 Penyuluh KB peserta Jambore PKB/PLKB di Maumere, Kamis (13/6), Lalu Makripuddin mewanti-wanti untuk melakukan percepatan penurunan stunting.
“NTT sekarang 37 persen, ada kecenderungan peningkatan, sesuai data dari tahun 2021. Nah, kita harus yakin stunting di NTT turun,” ajak dia memberi semangat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Lalu Makripuddin, jika prevelensi stunting NTT masih tetap hingga 20-30 tahun ke depan, maka warga NTT pada usia produktif di tahun itu akan memiliki kualitas rendah, sering sakit-sakitan, dan tidak bisa bekerja pada sektor yang menghasilkan pendapatan tinggi. Dia menyebut warga NTT 20-30 tahun ke depan hanya bisa terlibat pada sektor informal, melakukan kerja keras, tapi berpenghasilan rendah.
“Itu yang tidak kita inginkan, oleh karena itu kita harus cegah yang namanya stunting,” pinta dia.
Dalam konteks dan semangat mencegah stunting, Lalu Makripuddin mengapresiasi pelaksanaan Jambore PKB/PLKB yang berlangsung dalam 6 regional pada seluruh kabupaten/kota di NTT.
Halaman : 1 2 Selanjutnya