Maumere-SuaraSikka.com: Pekerjaan proyek embung di Dusun Natawulu Desa Ladogahar Kecamatan Nita Kabupaten Sikka menjadi mubazir. Baru saja selesai dikerjakan, embung senilai Rp 120 juta itu sudah jebol.
Embung itu sama sekali belum dimanfaatkan. Dan pada akhirnya bisa saja tidak dimanfaatkan jika tidak ada intervensi kebijakan untuk perbaikan. Padahal masyarakat petani di sekitar itu menyambut hangat program Dinas Pertanian Propinsi NTT ini.
Pantauan media ini di lokasi embung, Rabu (15/1), terdapat patahan yang besar di sudut kanan fisik embung. Patahan itu mengakibatkan runtuhnya material, dan berdampak kepada longsoran. Sementara itu pada dinding embung, terlihat jelas retakan-retakan pada sejumlah titik, yang mengindikasikan rendahnya kualitas pekerjaan.
Kepala Desa Ladogahar Arkadius Arias menuturkan retakan-retakan pada dinding embung sudah terlihat sejak proyek itu dikerjakan. Sedangkan patahan yang berakibat jebolnya embung, diperkirakan terjadi pada saat hujan yang melanda wilayah itu pada 5 Desember 2019 lalu.
“Sebelumnya hanya retak-retak saja. Lalu kemudian jebol saat hujan tanggal 5 Desember 2019. Tapi waktu itu hujan tidak terlalu deras,” ujar kepala desa yang baru dilantik pada pertengahan Desember 2019.
Proyek embung ini dikerjakan secara swakelola oleh Kelompok Tani Kalvari yang beralamat di Dusun Natawulu. Kelompok tani ini dipimpin seorang aparatur desa setempat bernama Firmus Mitan.
Firmus Mitan yang ditemui di rumahnya menjelaskan para pekerja berjumlah 6 orang telah bekerja maksimal sesuai perencanaan. Dia memastikan tidak ada upaya mencari untung dengan pekerjaan yang berkualitas rendah.
Menurut dia, ada beberapa faktor yang menyebabkan embung itu ambruk. Faktor yang paling dominan, akibat struktur tanah yang lembut. Embung seluas 17×12 meter dengan tinggi 2,5 meter itu itu, dibangun di atas tanah merah.
“Mungkin karena tanah lempang, lembut sekali, sehingga tidak bisa tahan beban,” alasan dia.
Meski demikian, Firmus Mitan mengaku tidak bisa mengelak dari tanggung jawab. Sebagai ketua kelompok tani yang beranggungjawab atas pelaksanaan proyek embung, dia mengaku menerima kritikan dan tudingan yang dialamatkan kepadanya.
Menurut rencana, embung ini berfungsi sebagai penampung air dari Kali Wair Mu’ut. Air tersebut akan dialirkan ke kebun-kebun petani yang ditanami tanaman hortikultura. Kepala Desa Ladogahar menaruh prospek yang besar atas fungsi dan manfaat embung bagi perkembangan ke depan budidaya tanaman hortikultura di dusun itu.*** (eny)