Rabies Renggut Nyawa Bocah 5 Tahun
Dibaca 10 kali
Foto: Korban yang meninggal akibat penyakit rabies, Minggu (2/9)
Maumere-SuaraSikka.com: Serangan penyakit rabies atau anjing gila kini sudah tidak bisa ditolerir lagi. Seorang bocah perempuan berusia 5 tahun 5 bulan meninggal akibat direnggut rabies. Bocah cantik berinisial EG dari Desa Baomekot Kecamatan Hewokloang Kabupaten Sikka meninggal di BLUD TC Hillers Maumere, Minggu (2/9) pukul 07.05 Wita.
Informasi tentang hal ini diketahui melalui postingan dokter Asep Purnama melalui akun facebook. Mario B. Nara, dokter spesialis anak yang dikonfirmasi sesudahnya membenarkan peristiwa kematian EG. Demikian pun Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Hengki Sali yang dikonfirmasi terpisah.
Mario Nara menjelaskan EG diantar keluarga ke UGD pada Sabtu (1/9) malam. Kondisi korban dalam keadaan gelisah, dengan kesadaran menurun. Menurut Mario Nara, riwayat gigitan/cakaran anjing pada 5 bulan lalu. Sementara keluarga tidak mengetahui secara pasti.
“Belum pasti, tapi dari gejala klinis, kemungkinan besar rabies,” demikian keterangan Mario Nara kepada media ini.
Sementara itu Hengki Sali menjelaskan ada kasus gigitan anjing di Baomekot yang sudah dilaporkan ke Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan. Korban gigitan sudah mendapatkan vaksin anti rabies, dan bisa diselamatkan. Tetapi kasus gigitan anjing terhadap EG yang akhirnya meninggal, tidak pernah dilaporkan, sehingga di luar pemantauan petugas.
“Petugas kesehatan hewan di Kecamatan Hewokloang hanya 1 orang saja. Sehingga bisa dibayangkan bagaimana dia harus seorang diri proaktif turun ke desa-desa. Untuk kasus yang ini, tidak dilaporkan, dan juga tidak terpantau oleh kami,” jelas Hengki Sali.
Dia menambahkan sejak beberapa tahun terakhir pihaknya selalu memberikan informasi melalui radio pemerintahan daerah dan surat kepada camat serta kepala desa, termasuk sosialisasi terpadu bahaya rabies dan penanganannya. Dinas selalu menghimbau apabila ada kasus gigitan hewan penyebar rabies, korban segera diberi vaksinasi.
Data yang diperoleh media ini, selama tahun 2018 sudah terjadi 720 kasus gigitan anjing. Sudah bisa dipastikan ada 29 kasus yang positif rabies. Korban EG yang meninggal akibat rabies, menurut Hengki Sali merupakan korban meninggal pertama selama tiga tahun terakhir.
Sebelumnya, Asep Purnama menulis, di antara euforia kebahagiaan dan kesuksesan penyelenggaraan dan prestasi atlet di even akbar Asian Games, hari ini, 2 September 2018 pada jam 07.05 Wita kembali virus rabies jahanam memakan korban nyawa sia-sia. Kali ini korbannya anak perempuan cantik – sebut saja bernama Maria – yang baru berusia 5 tahun 5 bulan, tinggal di Desa Baomekot Kecamatan Hewokloang Kabupaten Sikka NTT.
Dia melanjutkan semoga Maria beristirahat dalam damai di rumah Bapa di surga. Dan semua warga Flores, khususnya para pemimpin (mulai dari pemimpin rumah tangga, pemimpin umat maupun pemimpin masyarakat), diberi pencerahan serta menjadi lebih peduli dalam upaya melindungi warganya, terutama anak-anak dari kematian konyol karena rabies.
BERITA TERKAIT:
“Sudah ratusan nyawa melayang sia-sia di Flores akibat kebiadaban si jahanam virus rabies. Perlu berapa korban nyawa lagi, supaya kita bisa lebih peduli lagi? Sekarang Maria korbannya, tapi suatu saat salah satu di antara kita akan menjadi korban berikutnya jika kita tetap cuek dan tidak peduli,” tulis Asep Purnama.
Dalam postingan tersebut, Asep Purnama juga menampilkan sebuah foto dengan wajah seorang anak yang sedang tertidur, sepertinya dalam keadaan meninggal. Wajah anak pada foto tersebut dibuat blur sehingga tidak kelihatan jelas. Belum tahu apakah wajah dalam foto tersebut adalah korban yang meninggal pagi tadi akibat rabies ataukah hanya ilustrasi saja.*** (eny)