Maumere-SuaraSikka.com: Patahan laut di perairan Pulau Babi merupakan salah satu destinasi yang menakjubkan di Kabupaten Sikka.
Lokasinya di Laut Flores, persis di perairan Pulau Babi, di wilayah kawasan Teluk Maumere. Dari daratan hanya sekitar 200 meter saja.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Patahan laut ini merupakan episentrum ketika tsunami melanda Kabupaten Sikka pada 12 Desember 1992 lalu. Peristiwa alam itu Ini menewaskan kurang lebih 2.000 orang Kabupaten Sikka.
Yahya, seorang nahkoda motor laut, menyampaikan destinasi ini paling sering dikunjungi wisatawan mancanegara.
Warga masyarakat setempat yang sebagian besar turunan Bajo Sulawesi Selatan, menyebut patahan ini dengan nama Batu Bila.
“Dari Agustus sampai Desember pasti ramai kunjungan. Dalam 1 minggu, 1-2 kali saya sering antar turis ke situ,” ungkap dia.
Tahun ini, lanjut dia, kunjungan menurun drastis. Dia menduga, ini lantaran pandemi virus corona. Pendapatannya pun ikut berkurang.
Warga Desa Parumaan Kecamatan Alok Timur ini menuturkan patahan ini berbentuk jurang, dengan panjang 100 meter. Kedalamannya bisa mencapai 10-20 meter.
Yahya sendiri belum pernah menyaksikan langsung keindahan bawah laut di patahan tersebut. Tapi dari cerita yang dia dengar, pada patahan itu terdapat banyak sekali keindahan bawah laut.
“Turis sering cerita begitu. Indah sekali di bawah laut. Banyak ikan hiu di situ. Biota laut juga beranekaragam,” cerita dia.
Pantauan media ini, patahan tersebut bisa dilihat dengan mata telanjang. Dari atas motor laut jelas terlihat ada pembatas antara dasar laut dan jurang.
Pada dasar laut terlihat koral-koral berwarna putih. Batasan dengan patahan bisa langsung diketahui karena dasarnya berwarna hitam.
Pengibaran bendera merah putih, Sabtu (15/8), dalam rangka memperingati HUT RI ke-75 dilaksanakan di bawah dasar laut, persis pada mulut patahan di perairan Pulau Babi. Kegiatan ini melibatkan 22 penyelam lokal yang bersertifikat.*** (eny)