Dalam sebuah penelitian di Yogyakarta yang dilakukan oleh Adi Utarini, Ph.D, dkk, terdapat beberapa daerah yang diberi perlakuan berbeda. Terdapat daerah yang diberikan nyamuk wolbachia, sedangkan terdapat daerah yang tidak.
Pada akhir penelitian, ditemukan bahwa jumlah kasus DBD yang muncul di daerah ber-wolbachia adalah 2,3% jumlah penduduk. Sedangkan pada daerah yang tidak ber-wolbachia, kasus DBD yang muncul adalah 9,4% jumlah penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa pengurangan DBD menggunakan nyamuk ber-wolbachia berhasil.***
Sumber Informasi:
1. Iradat, D. (2023, November 21) Cara Kerja Nyamuk Wolbachia Hambat Sebaran DBD
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20231121133309-199-1027035/cara-kerja-nyamuk-wolbachia-hambat-sebaran-dbd
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
2. Utarini, A, Indriani, C, Ahmad, R. A, Tantowijoyo, W, Arguni, E, Ansari, M. R, Supriyati, E, Wardana, D. S, Meitika, Y, Ernesia, I, Nurhayati, I, Prabowo, E, Andari, B, Green, B. R, Hodgson, L, Cutcher, Z, Rancès, E, Ryan, P. A, O’Neill, S. L, Dufault, S. M, … AWED Study Group (2021). Efficacy of Wolbachia-Infected Mosquito Deployments for the Control of Dengue. The New England journal of medicine, 384(23), 2177–2186. https://doi.org/10.1056/NEJMoa2030243
3. Yuk mengenal lebih dekat nyamuk ber-wolbachia pemberantas dengue! – Ditjen P2P Kemenkes RI (2023, November 29) Kemkes.go.id. https://p2p.kemkes.go.id/yuk-mengenal-lebih-dekat-nyamuk-ber-wolbachia-pemberantas-dengue/
Ditulis oleh Octavia Lianny Putri Gode, mahasiswa Universitas Airlangga
Halaman : 1 2