DEMAM Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi penyakit menakutkan bagi masyarakat Indonesia. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini terus menunjukkan peningkatan kasus setiap tahunnya. Di Kabupaten Sikka Propinsi NTT, hingga 6 April 2024 dilaporkan 3 anak meninggal dunia akibat DBD (sc: suarasikka.com).
Di tengah kekuatiran tersebut, hadirlah inovasi teknologi nyamuk Wolbachia sebagai solusi baru dalam pengendalian DBD. Nyamuk Wolbachia adalah nyamuk Aedes Aegypti yang secara alami mengandung bakteri Wolbachia. Bakteri ini terbukti mampu menekan penyebaran virus Dengue dalam tubuh nyamuk, sehingga nyamuk Wolbachia tidak dapat menularkan virus Dengue kepada manusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bagaimana Cara Kerja Nyamuk Wolbachia?
Telur nyamuk Wolbachia yang telah dikembangbiakkan di laboratorium disebarkan di area yang terdapat populasi nyamuk Aedes Aegypti. Telur nyamuk Wolbachia lalu menetas menjadi nyamuk dewasa dan kawin dengan nyamuk Aedes Aegypti liar.
Jika nyamuk jantan ber-wolbachia kawin dengan nyamuk betina biasa, telur tidak akan menetas. Jika nyamuk betina ber-wolbachia kawin dengan nyamuk jantan biasa atau pun dengan nyamuk jantan ber-wolbachia, keturunannya akan ber-wolbachia juga, dan akan terus menyebarkannya ke generasi selanjutnya.
Seiring waktu, populasi nyamuk Wolbachia di area tersebut akan meningkat, menggantikan populasi nyamuk Aedes aegypti liar.
Dengan berkurangnya nyamuk Aedes Aegypti liar, kasus DBD di area tersebut pun akan menurun secara signifikan.
Nyamuk Wolbachia terbukti berhasil mengurangi DBD.
Halaman : 1 2 Selanjutnya