Maumere-SuaraSikka.com: Bupati Sikka Fransiksus Roberto Diogo atau Robby Idong angkat bicara soal PNS calo proyek di Kabupaten Sikka. Dia mengaku sudah memerintahkan Inspektorat setempat untuk memeriksa PNS yang telah mencoreng harkat dan martabat daerah.
“Saya sudah minta Inspektur untuk periksa, dan segera melaporkan hasil pemeriksaan kepada saya,” ujar Bupati Sikka kepada wartawan di Kantor Bupati Sikka, Rabu (19/6).
Pemeriksaan terhadap PNS calo proyek ini merujuk kepada Undang-Undang ASN dan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS. Bupati Sikka akan mengambil sikap tegas setelah mendapatkan hasil pemeriksaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mantan Camat Nele itu mengaku sudah mendengar rekaman percakapan antara Berto Tjeme dan PNS calo proyek. Hanya dia belum bisa memastikan letak persoalannya.
Dia mengatakan sudah memberikan kewenangan penuh kepada Pokja dan PPK untuk melaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa. Dan kewenangan itu tanpa ada intervensi dari siapa pun, termasuk dirinya selaku bupati.
“Saya sudah memberikan kewenangan kepada mereka. Bekerja selurus-lurusnya. Tidak ada intervensi dari siapa pun, termasuk bupati. Dan ini saya sudah omong berulang-ulang,” ungkap Robby Idong.
Saat beberapa kali menggelar pertemuan bersama PPK dan Pokja, dia mengaku sudah berpesan agar mematikan handphone, memblokir semua nomor yang berupaya intervensi. Karena yang dia harapkan bahwa selama proses pengadan PPK dan Pokja tidak berhubungan dengan pihak lain, sehingga bisa konsentrasi melaksanakan pekerjaan secara profesional sesuai regulasi.
PNS calo proyek diketahui mencaci-maki, mengancamn dan mengintimidasi Berto Tjeme, Ketua Pokja 7 yang memroses pelelangan Paket Jasa Konsultasi Pengawasan Pekerjaan Instalasi Gawat Darurat RSUD TC Hillers Maumere senilai Rp 1.745.295.574. Pokja 7 memenangkan PT Sangkuriang yang berkedudukan di Bandung Jawa Barat.
Ternyata keputusan Pokja 7 mendapat reaksi dari PNS calo proyek. Dia lalu menelepon Berto Tjeme dan secara kasar membabibuta, kemudian mencaci-maki, mengancam serta mengintimidasi. Percakapan antara keduanya ternyata terekam, dan kemudian beredar luas di media sosial.
Gaya premanisme itu dipicu lantaran PT Andalan Mitra Wahana yang dijagokan PNS calo proyek ini kalah lelang. Jauh sebelum itu, ketika proses lelang ini sedang berlangsung, PNS calo proyek ini sudah beberapa kali menghubungi Berto Tjeme untuk mengajak kerja sama memenangkan PT Andalan Mitra Wahana.*** (eny)