Frans Seda adalah pendiri dan perintis Yayasan Atma Jaya dan Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya. Frans Seda yang menginisiasi penerbangan dan pelayaran perintis ke berbagai daerah di wilayah timur Indonesia ini tercatat sebagai rektor pertama Unika Atmajaya.
Sebagai putra yang sama-sama berasal dari Suku Lio, Ansy Lema menyebut Frans Seda adalah tokoh bangsa yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai seperti Pro Ecclesia Et Patria (Demi Negara dan Gereja) dan Salus Populi Suprema Lex (Kesejahteraan Rakyat adalah Hukum Tertinggi). Menurut Ansy Lema, Frans Seda adalah tokoh yang selalu mengamalkan nilai-nilai tersebut dengan selalu hadir untuk gereja, negara, dan masyarakat.
“Saya adalah orang yang suka membaca bukunya Opa Frans Seda, membaca tulisan-tulisannya, mendengar pidato dan wawancaranya, dan bagi saya beliau orang hebat. Kalau bicara Pro Ecclesia Et Patria, kalau bicara Salus Populi Suprema Lex, kita ingat Opa Frans Seda. Itulah beliau,” ungkap Ansy Lema.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kedatangan Ansy Leme ke kampung historis itu diterima sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh adat di Desa Bhera. Moses Mesi, salah seorang tokoh adat menyampaikan terima kasih atas kunjungan Ansy Lema. Dia malah membaptis panggilan Ansy Lema menjadi Frans Lema.
“Jika di masa lalu NTT punya Frans Seda maka sekarang NTT akan memiliki Frans Lema. Jujur, Frans Seda dan Frans Lema memiliki beberapa kesamaan dan salah satunya adalah berhasil mengharumkan nama NTT di kancah politik nasional,” ungkap Moses Mesi.
Moses Mesi yang pengagum berat Ansy Lema, juga menyinggung tagline yang diusung Ansy Lema, yakni “Manyala Kaka”. Bagi dia, tagline ini memiliki makna filosofis bahwa seorang pemimpin harus membawa terang bagi masyarakat.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya