Maumere-SuaraSikka.com: Bakal Calon Gubernur NTT Yohanis Fransiskus Lema angkat bicara soal isu perempuan. Buat dia, perempuan harus menjadi isu arus utama dalam politik dan kebijakan publik.
Sebagai politisi, pria yang biasa disapa Ansy Lema itu menegaskan kepedulian dan keberpihakannya kepada partisipasi politik dan kebijakan berperspektif gender.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Bakal Calon Gubernur NTT dari PDI Perjuangan ini, salah satu isu penting terkait perempuan adalah kesejahteraan ibu dan anak. Hal ini menjadi variabel determinan kesejahteraan masyarakat.
Karena itu, politisi PDI Perjuangan ini memastikan kondisi terpenuhi hak dan kebutuhan dasar ibu dan anak, baik secara ekonomi, fisik, psikis, dan sosial, menjadi prakondisi yang akan dijamin Pemprop NTT jika mau mengangkat kesejahteraan NTT lima tahun mendatang.
“Jika dipercayakan sebagai Gubernur NTT, saya menyiapkan kebijakan afirmatif, Peraturan Gubernur yang memastikan hak ibu dan anak terpenuhi, baik pada perencanaan, dukungan anggaran dan pelayanan publik,” ungkap Ansy Lema di Jakarta, Kamis (15/8).
Ansy Lema akan melakukan terobosan pada tata kelola pemerintahan, mulai dari perencanaan, pengganggaran, kebijakan, kelembagaan dan pelayanan publik yang menjamin keterlibatan bermakna ibu dan anak.
Pada dimensi perencanaan, Ansy Lema mengaku sudah siap dengan sistem perencanaan inklusif di mana kelompok ibu dan anak bisa terlibat secara intensif, mulai dari Musrenbang paling bawah sampai ke propinsi.
Dalam tingkat desa, dia menyebut dengan nama Musyawarah Khusus (Muskus). Muskus memastikan “partisipasi bermakna” para perempuan dari tingkat desa, termasuk di dalamnya kewajiban Pemprop NTT untuk memberikan respons ke masyarakat, terutama ibu dan anak, atas setiap masukan yang diberikan dalam Muskus.
Ansy Lema mengatakan selama ini perempuan dan isu yang terkait kurang mendapat tempat. Perempuan hanya menjadi penonton dalam Pilkada. Padahal, tegas dia, perempuan NTT berhak dipilih jadi calon dan memilih calon tertentu.
Selain itu, isu-isu perempuan dipinggirkan karena budaya patriarki yang masih kental dalam perencanaan dan pengambilan keputusan publik.
Ansy Lema mengaku sangat memberikan perhatian kepada dimensi pencapaian pendidikan, kesehatan dan kelangsungan hidup, partisipasi dan peluang ekonomi, serta partisipasi politik.
Dia lalu mengutip laporan World Economic Forum dalam Global Gender Gap Report 2023 (GGGI), Indonesia termasuk NTT menempati peringkat 87 dari 146 negara.
“Artinya kita masih sangat jauh tertinggal. Ini gambaran keadaan sekaligus pemicu kita untuk memberi prioritas kepada perempuan. Karena ini sudah dilindungi, diberi jaminan oleh konstitusi maupun berbagai bentuk kebijakan dan aturan perundang-undangan,” papar dia.
Pengamat politik Universitas Nusa Cendana Diana Tahun menilai kepedulian Ansy Lema terhadap perempuan terekam nyata dalam perhatian dan sikap politik pria berdarah Timor dan Flores itu.
Ansy Lema, kata dia, tidak hanya memperhatikan kesejahteraan, tetapi mengedepankan kesetaraan partisipasi politik perempuan.
Dia menambahkan selama ini figur Bakal Calon Wakil Gubernur NTT yang dilekatkan ke Ansy Lema adalah figur perempuan seperti mantan Ketua Sinode Gereja Masehi Injili Timor Pendeta Dr Melly Kolimon, anggota DPR RI Anita Jacoba Gah, Ketua DPRD NTT Emi Nomleni, anggota DPRD Propinsi Reny Marlina Un, dan Politisi PSI Jane Natalia Suryanto.
Dia menyebut Ansy Lema dalam berbagai kesempatan selalu memberikan ruang munculnya figur perempuan NTT.
“Artinya perempuan di mata Ansy Lema adalah subjek hak yang memiliki kesempatan setara untuk memilih dan dipilih dalam kontestasi politik,” ujar dia.
Ansy Lema kini terus memantapkan langkah menuju kursi Gubernur NTT. Dia mendatangi seluruh warga masyarakat NTT untuk menyatakan kesediaan tampil dalam kontestasi Pilgub 2024, sekaligus meminta dukungan pada 27 Nopember 2024 mendatang.*** (eny)