Yuven Wangge selaku fasilitator dan moderator diskusi, menyebutkan diskusi tersebut menghasilkan sejumlah komitmen bersama.
Pertama, rangkaian kegiatan memperingati hari air sedunia dibuat sejak Desember pada awal musim hujan, dan puncaknya pada 22 Maret. Kedua, perlu ada Peraturan Bupati Sikka tentang Pengelolaan Sumber Daya Air.
Ketiga, program PSE-C dan KPKC, baik di Keuskupan Maumere maupun Paroki mewajibkan kegiatan yang berkaitan dengan Hari Air. Keempat, Ensiklik Ludato Si menjadi dasar Gereja untuk melakukan kebijakan terkait Hari Air.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kelima, Gerakan Gereja Menanam Pohon (GGMP) mewajibkan setiap calon penerima sakramen menanam 1 anakan pohon. Keenam, memperkuat kelompok peduli lingkungan.
Ketujuh, menanam pohon/tanaman yang bernilai secara ekonomis dan bermanfaat untuk kesehatan dalam mendukung upaya penghijauan di mata air. Dan kedelapan, gerakan kembali ke organik yaitu menggunakan pupuk dan pestisida organik.*** (eny)