Maumere-SuaraSikka.com: Simpatisan Pendukung Yuvinus Solo alias Joker menyampaikan protes gara-gara kaum berjubah seperti Biarawan/Biarawati terlibat demonstrasi melawan kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan menggunakan atribut Gereja.
Protes ini disampaikan langsung perwakilan Simpatisan Pendukung Yuvinus Solo alias Joker di depan Uskup Maumere Mgr Edwaldus Martinus Sedu di Ruang Rapat Istana Keuskupan Maumere, Selasa (19/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ruben Albertus, salah satu perwakilan Simpatisan Pendukung Yuvinud Solo alias Joker mengatakan mereka mengetahui keterlibatan Biarawan/Biarawati melalui pernyataan di media sosial serta aksi-aksi demonstrasi pada beberapa institusi seperti di Kantor Kejaksaan Negeri Sikka, Kantor Pengadilan Negeri Maumere, dan DPRD Sikka.
“Kami rasa kurang pas, kalau Biarawan Biarawati melakukan aksi demo dengan mengenakan atribut gereja. Atribut itu sangat sakral,” alasan dia.
Menurut dia, sah-sah saja jika Biarawan/Biarawati menggelar demonstrasi untuk melawan kasus dugaan TPPO. Dia juga sependapat dengan misi kemanusiaan yang diangkat dalam aksi-aksi demo para Biarawan/Biarawati. Persoalannya, kata dia, mestinya tidak menggunakan atribut Gereja.
Hal senada disampaikan Fransiskus, seorang perwakilan lainnya. Menurut dia, kasus dugaan tindak pidana TPPO yang melibatkan Yuvinus Solo alias Joker, masih dalam proses hukum. Karena itu, hemat dia, TRuK sebagai lembaga yang berorientasi kepada penegakkan hak azasi manusia, sejatinya tidak boleh mengintervensi kewenangan lembaga peradilan.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya