Maumere-SuaraSikka.com: Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus dahsyat Kamis (20/3) sekitar pukul 22.56 Wita. Sebelumnya tidak ada pemberitahuan dari Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Letusan disertai suara gemuruh panjang dan semburan abu vulkanik serta kerikil batu membuat warga dua kecamantan di sekitar gunung berapi itu berhamburan ke luar rumah. Mereka tidak peduli meskipun sebagian besar terhalang oleh tebalnya hujan abu dan pasir yang turun.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Letusan disertai gemuruh keras juga terdengar hingga Kota Larantuka yang berjarak sekitar 40 kilometer dari Gunung Lewotobi Laki-laki. Esther Fernandez, warga Kelurahan Lokea, menyebut banyak warga terpaksa ke luar rumah karena kuatir terjadi gempa.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Becana Geologi (PVMBG) melalui rilis menyebut tinggi kolom abu teramati kurang lebih 8.000 meter di atas puncak atau sekitar 9.584 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya dan barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47.6 mm dan durasi kurang lebih 11 menit 9 detik.
Saat ini G Lewotobi Laki-laki berada pada Status Level IV (Awas). PVMBG merekomemdasikan masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan sektoral Barat Daya – Utara – Timur Laut sejauh 8 kilometer.
Warga masyarakat juga dimintai agar tenang dan mengikuti arahan pemerintah daerah setempat, serta tidak mempercayai isu-isu yan tidak jelas sumbernya.
PVMBG juga meminta masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Terutama daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.
“Masyarakat yang terdampak hujan abu Gunung Lewotobi Laki-laki, mohon memakai masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan,” imbau PVMBG.
Sementara itu pemerintah daerah setempat diminta senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera Kecamatan Wulanggitang atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Becana Geologi, Badan Geologi di Bandung.*** (eny)