KAPAL yang ditumpangi Sulaiman Bicing terguncang keras. Di penyeberangan Bali dan Lombok, laut menggelora hebat. Ia menyaksikan orang-orang yang seketika menjadi sangat religius.
Ada yang mendaraskan doa Bapak Kami, ada yang mengeluarkan Al-Quran dan ada yang berzikir. Yang lain menangkupkan tangan di dada, entah sedang berdoa dalam agama dan bahasa apa.
Tapi, orang Sumbawa itu yakin air takkan mencelakakan. Ia memunculkan niat, dan berkata, “Wahai air, selamatkan kami semua. Saya mau menikah di Jakarta“.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Nyata benar, laut berhenti bergejolak. Ia “dengar” air bicara, “Silakan elus saya“. Lalu, menuruti intuisinya, ia turun dari dek dan menyentuh air.
Pengalaman ini diceritakan Sulaiman dalam diskusi bertema “Rahasia Air untuk Kemanusiaan” di Aula As-Salam, padepokan One Earth One Sky One Humankind, 12 Maret 2005.
Diskusi yang menyelami The Hidden Messages in Water karya Dr. Masaru Emoto. Ini kelanjutan dari diskusi sebelumnya di tempat yang sama tanggal 12 Februari 2005, bertopik “Membaca Ayat-Ayat Allah dari Tragedi Tsunami” — pembicara antara lain ketua presidium MER-C dr. Sarbini Abdul Murad, dan Ulili Abshar-Abdalla.
Halaman : 1 2 3 4 5 Selanjutnya