GELIAT politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Sikka Tahun 2024 terus menjadi diskusi menarik. Ruang diskusi lebih kepada siapa figur yang pantas dan layak memimpin Kabupaten Sikka 5 tahun ke depan.
Terdapat dua hal besar yang mewarnai diskusi politik di Sikka. Pertama, keinginan segelintir kelompok mempertahankan petahana. Dan kedua, keinginan sebagian besar kelompok yang cenderung lahirnya pemimpin baru.
Kemasan-kemasan itu pun berujung kepada jargon-jargon penguat argumentasi. Kelompok petahana meniupkan jargon “lanjutkan”. Ada lagi dengan seruan bernada harap, “2 periode”. Tidak kalah gertak, kelompok pembaharuan mengusung frasa yang lebih lagak: New Maumere. Bahkan ada juga yang berteriak keras: Sikka Baru.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Apapun itu, diskusi besar yang membara dengan gelora semangat tanpa basis argumentatif ini, setidaknya telah meramaikan bursa politik lima tahunan di Kabupaten Sikka. Meskipun jargon-jargon itu paling ramai disemangatkan pada dinding-dinding media sosial, dengan bobot kualitas minus malum. Apalagi lebih banyak dipertontonkan akun-akun fake.
Riuh politik di Kabupaten Sikka, tidak hanya sekedar itu. Jalur perseorangan atau independen, tidak kalah serunya. Dua pasangan calon sudah melangkah gagah meninggalkan puluhan kompetitor mereka yang tengah berjuang melalui jalur partai politik.
Mantan Penjabat Bupati Sikka Flory Mekeng yang bergerak sejak tahun 2021, semakin mantap dengan Kasianus Nong Kensi. Paket Flory-Ken sudah punya muatan dasar 32.861 konstituen, melalui pernyataan dukungan yang masuk ke KPU Sikka.