Dari Ruang Hemodialisis ke Ruang Hukum: Menagih Hak Insentif Covid-19 yang Hilang

Avatar photo

- Redaksi

Rabu, 3 September 2025 - 09:31 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

Reporter : Vicky da Gomez Editor : Redaktur Dibaca 1,236 kali
facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rudolfud P Mba Nggala

Rudolfud P Mba Nggala

PANDEMI Covid-19 telah mengajarkan kita bahwa tenaga kesehatan adalah garda terdepan yang mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan pasien. Mereka disebut pahlawan, diberi tepuk tangan, bahkan disebut bagian dari “prajurit perang melawan virus”.

Namun, di balik retorika itu, tersimpan kisah pilu tenaga kesehatan di Unit Hemodialisis (HD) RSUD TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka Propinsi NTT.

Selama dua tahun penuh (2021-2022) mereka menangani pasien Covid-19, termasuk membuka shift tambahan dinihari khusus pasien positif. Bahkan ada yang bekerja dalam kondisi hamil dengan mengenakan APD level 1. Namun ketika tiba saat pembagian insentif Covid-19, mereka dikesampingkan dengan alasan yang terdengar sederhana: “Anda pegawai pihak ketiga, bukan pegawai rumah sakit”.

Pertanyaannya, apakah status outsourcing sah dijadikan alasan untuk menolak hak insentif Covid-19?

Baca Juga :  Pendidikan Kontekstual untuk Pembebasan Sosial di NTT

Fakta yang Tak Terbantahkan
Unit Hemodialisis RSUD TC Hillers Maumere memang dikelola melalui kerja sama dengan PT Masa Cipta Husada (MCH). Tetapi keterlibatan tenaga kesehatan HD dengan sistem rumah sakit tidak bisa disangkal.

Pertama, dokter spesialis dan perawat PNS resmi diperbantukan ke unit HD sejak 2017.

Berita Terkait

Pendidikan Kontekstual untuk Pembebasan Sosial di NTT
Misteri Dana JKN di RSUD TC Hillers Maumere: dari BPJS ke BLUD, lalu Menghilang
Maumere Baru: Janji Utopis?
Urgensi Reformasi Manajemen RSUD TC Hillers Maumere: Tinjauan Yuridis atas Kegagalan Pembayaran Jasa Kesehatan
Dilema Keselamatan Kerja Nelayan Kecil
Yoga Nusantara: Gaya Hidup Sehat Berdaya dan Bahagia
Pangan Lokal Bukan Gaya Hidup, Tapi Cara Orang Palue Bertahan Hidup
Kawasan Ekonomi Perikanan: Antara Retorika Pembangunan dan Ilusi Kebijakan
Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.

Berita Terkait

Minggu, 26 Oktober 2025 - 23:00 WITA

Mengaku Wabup Sikka, Penipu Nyaris Perdayai Panitia Pembangunan Gereja di Paga

Jumat, 24 Oktober 2025 - 22:11 WITA

Berawal dari Modal Rp 100 Ribu, Nelayan di Maumere Ini Sukses Berkat Intervensi BRI

Jumat, 24 Oktober 2025 - 12:40 WITA

Lalai Cairkan Jaminan Pemeliharaan Rp 21,5 Juta, PPK Aeliba Magepanda di Sikka Masuk Bui

Jumat, 24 Oktober 2025 - 12:15 WITA

153 Penerima PKH di Nita, Kini Jadi Nasabah BRI Maumere

Selasa, 21 Oktober 2025 - 15:11 WITA

Bupati Sikka Pastikan Seleksi Tugas Belajar, Izin Belajar, Bantuan Belajar Transparan, Objektif, dan Akuntabel

Selasa, 21 Oktober 2025 - 11:08 WITA

Proses Hanya 8 Hari, DPRD dan Pemkab Sikka Tetapkan Perda Pendidikan

Selasa, 21 Oktober 2025 - 08:40 WITA

Syukuran HUT Partai Golkar di Sikka, Duduk di Bawah Rindang Pohon Beringin, Banyak Muncul Ide Cerdas

Senin, 20 Oktober 2025 - 23:00 WITA

Hujan Gol Partai Final, SDN Ona Nangahure Juara Futsal Spater Cup 2025

Berita Terbaru

Seorang penerima PKH menerima buku rekening BRI dari pendamping PKH, Jumat (24/10)

Daerah

153 Penerima PKH di Nita, Kini Jadi Nasabah BRI Maumere

Jumat, 24 Okt 2025 - 12:15 WITA